Presiden Khawatirkan Krisis Pangan dan Energi
Senin, 14 Maret 2011 – 19:09 WIB
Harga-harga minyak pun langsung turun pada Jumat (11/3) dan mencapai titik terendah USD112,25 per barel karena kekhawatiran terhadap turunnya permintaan dari Jepang yang merupakan importir minyak dan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia.
Dalam siaran persnya yang diterima wartawan, Direktur pengelolaan Commodity Broking Services Jonathan Barrat memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan permintaan bahan bakar fosil akan lebih banyak diekspor ke Jepang. "Mungkin akan ada penaikan pada LNG (Liquified Natural Gas atau gas alam cair), minyak, dan batubara di mana pasar bersiap untuk permintaan Jepang yang jauh lebih besar,’’ kata Jonathan.
Sementara ekonom Indef, Aviliani mengatakan, hampir dipastikan bencana gempa dan tsunami Jepang memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia yang saat ini mencapai kisaran 4 persen. Sebab, Jepang termasuk negara yang memberikan pengaruh pada perekonomian global.
Sementara pemulihan pascabencana Jepang, diprediksi memerlukan waktu 6-12 bulan kedepan. "Tidak mungkin tidak ada pengaruhnya. Jepang ini memiliki cadangan devisa terbesar di dunia selain China. Apalagi ada PLTN Jepang yang meledak, tentu akan berpengaruh pada ekspor Jepang. Padahal hampir 70 persen perekonomian negara mereka bertumpu pada ekspor," kata Aviliani.(afz/jpnn)
BOGOR — Banyaknya bencana alam dan iklim ekstrim telah berpengaruh besar pada ketahanan pangan dan ketahanan energi di dalam negeri. Dua hal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Optimalisasi MCP untuk Kemajuan Sektor Maritim Nasional, BKI Gelar FGD
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Startup Lokal Buktikan Keunggulan di Startup4Industry 2024
- Demi Keberlangsungan UMKM, Tarif PPh Seharusnya Diturunkan, Bukan Naik!
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Meccaya Resmi Luncurkan 88 Acne Cream & Sarijel