Presiden Mewanti-wanti soal Krisis Finansial Global, Resesi Ekonomi di Depan Mata?
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran menteri untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
Sebab, tekanan krisis finansial global yang makin tinggi.
“Wujudnya lebih besar dari krisis di 1998, di mana krisis di 1998 itu di beberapa negara ASEAN, tentu presiden juga mengingatkan untuk ambil kebijakan secara berhati-hati,” kata Airlangga usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/10).
Kendati demikian, Airlangga menyebut saat ini ketahanan eksternal Indonesia cukup kuat. Airlangga mengatakan pemerintah masih optimistis ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Pada 2023, Politikus Golkar itu memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di rentang 4,8-5,2 persen.
Presiden Joko Widodo hari ini mengumumkan ada perburukan ekonomi global.
Hal itu disampaikan Jokowi setelah menerima laporan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sedang berada di Washington DC, Amerika Serikat.
Presiden menyebut banyak negara yang mengajukan permohonan bantuan keuangan terhadap Dana Moneter Internasional (IMF).
"Tadi pagi saya mendapatkan telpon dari Menteri Keuangan dari Washington DC. Beliau menyampaikan sudah 28 negara antri masuk sebagai pasien IMF," kata Presiden saat membuka Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri) Tahun 2022.
Presiden Jokowi memerintahkan jajaran menteri untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan karena situasi ekonomi global
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur