Presiden (Perem)Puan
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Capaian itu seharusnya sangat pantas dibanggakan, karena tidak akan diperdebatkan lagi.
Kalau toh harus masuk ke MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), publik pun akan menerima dengan lapang dada dan tidak ada yang menyangkalnya.
Akan tetapi, entah mengapa Mega tidak pernah membanggakan capaian itu.
Mungkin Mega tidak terlalu bangga karena dia hanya melanjutkan kepresidenan Gus Dur yang tersisa 3 tahun.
Mungkin juga Mega tidak terlalu bangga karena ia gagal memenangkan kepresidenan ketika maju dalam kontestasi pemilihan langsung untuk merebut masa jabatan penuh 5 tahun.
Mega masih menyimpan keinginan untuk maju menjadi capres lagi pada perhelatan 2014 setelah SBY lengser. Akan tetapi, realitas politik ketika itu tidak memungkinkan, karena elektabilitas Mega tertinggal jauh oleh Joko Widodo yang ketika itu menjadi gubernur DKI. Mega tidak punya pilihan lain selain menyerahkan tiket capres PDIP kepada Jokowi.
Jokowi diam-diam mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, termasuk menjalankan proyek pencitraan yang masif.
Dalam waktu relatif singkat elektabilitas Jokowi meroket dan tidak bisa ditahan lagi oleh siapa pun.
Megawati harus mengamankan trah Soekarno dengan mewariskan kepemimpinan kepada Puan Maharani sebagai putri mahkota.
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub