Presiden (Perem)Puan
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
![Presiden (Perem)Puan](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2020/02/20/IMG_20200219_181856.jpg)
Mega menghadapi pilihan yang dilematis. Ia menghadapi fait accompli dan akhirnya menyerah.
Mega menjadi korban ‘’creeping coup’’ atau kudeta senyap yang dilakukan Jokowi.
Sekarang 10 tahun berlalu. Tentu masih segar dalam ingatan Mega betapa sakitnya menjadi korban creeping coup ketika itu.
Ketika Mega maju dalam Pilpres 2004, ia menginginkan SBY sebagai calon wakilnya.
SBY yang ketika itu menjadi menteri koordinator politik dan hukum di kabinet Megawati menolak ajakan Mega, dengan alasan ingin fokus pada tugasnya sebagai menteri.
Akan tetapi, diam-diam, dari balik punggung Mega, SBY membangun kekuatan, melakukan machtsvorming, penggalangan kekuatan untuk mengudeta Mega.
SBY mendirikan Partai Demokrat untuk menjadi kendaraan politik maju sebagai calon presiden.
Mega kaget dan geram oleh manuver SBY ini.
Megawati harus mengamankan trah Soekarno dengan mewariskan kepemimpinan kepada Puan Maharani sebagai putri mahkota.
- Prabowo Kembali jadi Ketum Gerindra, Puan PDIP Bilang Begini, Silakan Disimak
- Bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi, Megawati Bicara BRIN dan Kemerdekaan Palestina
- KLB Gerindra Putuskan Prabowo Maju Capres 2029, Haryara Tambunan Merespons, Simak
- Cieee, Jokowi dan Gibran Kompak, Berdiri Mengapit Prabowo
- Menjelang Pelantikan, Agung Nugroho Temui SBY, Dapat Pesan Khusus, Simak
- Apa Doa Megawati saat Umrah di Madinah?