Presiden Prabowo dan Tantangan Aktualisasi Pancasila

Oleh: I Wayan Sudirta, S.H., M.H - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan

Presiden Prabowo dan Tantangan Aktualisasi Pancasila
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta. Dokumen pribadi

Terakhir, harus juga diakui bahwa masih adanya keluhan dari berbagai pihak tentang adanya praktek-praktek diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, dan antar golongan.

Kedua, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dimana masyarakat seringkali merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Hal ini mengakibatkan keputusan-keputusan penting (kebijakan) seringkali didominasi oleh kelompok elit tertentu. Hal ini juga dipengaruhi pada kualitas wakil rakyat yang belum optimal dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

Ketiga, persatuan Indonesia. Dapat dilihat dari adanya politik identitas, penggunaan isu identitas untuk kepentingan politik yang dapat memecah belah bangsa.

Hal ini dapat memunculkan radikalisme, dimana terdapat kelompok-kelompok radikal yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Keempat, kemanusiaan yang adil dan beradab. Gejala ini seperti kurangnya empati dan kepedulian terhadap sesama, terutama terhadap kelompok yang lemah. Rasa persaudaraan diantara anak bangsa makin hari semakin terasa memudar, walaupun belum hilang sama sekali.

Gotong royong dalam membantu sesama yang menghadapi berbagai masalah juga semakin menipis disana-sini.

Kelima, Ketuhanan yang Maha Esa, dimana ditunjukkan dengan menipisnya nilai kehidupan yang dilandasi oleh agama, serta bahaya akan timbulnya radikalisme, sekulerisme dan relativisme.

Pelantikan presiden dan wakil presiden (20/10/2024) merupakan momen yang sangat penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, dimana Prabowo dan Gibran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News