Presiden RI: Perselisihan Karena Kurang Komunikasi

Presiden RI: Perselisihan Karena Kurang Komunikasi
Presiden RI: Perselisihan Karena Kurang Komunikasi

Pada kunjungan ke Jakarta bulan Oktober lalu, Menteri Luar Negeri Julie Bishop menekankan pentingnya kerjasama antara badan intelijen kedua negara untuk melawan ancaman dari pejuang-pejuang yang kembali dari Suriah dan Irak.

Dari informasi yang didapat ABC, 500 warga Indonesia pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok yang menamakan diri Islamic State (IS).

Presiden Jokowi mengatakan negara-negara seperti Australia harus mempertimbangkan "pendekatan yang lunak" untuk mengatasi radikalisasi, yang ia ketahui ada di Indonesia.

"Pendekatan yang keras, penegakan hukum memang membantu, tetapi pendekatan yang lebih baik adalah pendekatan budaya dan agama, jauh lebih efektif," katanya.

"Saya rasa pendekatan halus yang kita lakukan, apakah itu dari perspektif budaya atau agama, akan efektif mengurangi radikalisme dan terorisme di Indonesia. Kami telah melakukan ini selama bertahun-tahun dan ada manfaatnya."

Kunjungan presiden Jokowi ke Australia akan menjadi kunjungan bilateral pertamanya sejak Australia menarik duta besarnya di Indonesia sebagai bentuk protes terhadap hukuman mati kedua warganya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi penah ke Australia untuk menghadiri KTT G20 di Brisbane.

Rencananya, Presiden Jokowi akan banyak membicarakan masalah perdagangan dan pariwisata.

Menjelang kunjungannya ke Australia, Presiden RI Joko Widodo dalam wawancara khusus dengan ABC menjelaskan pentingnya membangun kembali kepercayaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News