Presiden SBY Segera Copot Jabatan Kasad Budiman
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera mencopot jabatan Jenderal TNI AD Budiman sebagai Kepala Staf TNI AD (Kasad). Alasannya karena Budiman telah memasuki masa persiapan pensiun (MPP) sebagai Kasad.
Hal tersebut disampaikan Kapuspen TNI Mayjen M. Fuad Basya kepada Jawa Pos kemarin (21/7). Fuad mengatakan bahwa Budiman telah menerima kabar pemberhentian tersebut dari SBY kemarin malam.
Meski kabar pemberhentian dari SBY tersebut terkesan mendadak dan dilakukan pada situasi politik yang tengah memanas, yakni menjelang KPU mengumumkan pemenang Pilres, Fuad menyatakan bahwa hal tersebut merupakan hal yang biasa.
Dia menerangkan bahwa Budiman tengah memasuki MPP yang akan berakhir sekitar dua bulan lagi. "Kalau tidak salah Budiman dilantik September ya, dia juga kelahiran 1956, jadi ya sebentar lagi," kata Fuad.
Sementara itu saat disinggung soal siapa penggati Budiman, Fuad mengaku juga belum mengatahui secara pasti. Namun dia mengungkapkan bahwa Mabes TNI telah mengajukan tiga nama petinggi TNI AD kepada presiden.
Selanjutnya presiden dengan menggunakan kewenangannya akan memilih satu dari tiga nama untuk menggantikan posisi Budiman sebagai Kasad.
Saat ditanya kapan serah terima jabatan Kasad dari Budiman kepada penggantinya tersebut, Fuad mengatkan belum tahu. "Jadi begini, setelah presiden menentukan satu nama penggantinya maka upacara serah terima jabatan baru bisa dilaksanakan, sekarang kan belum ada," ucap Fuad.
Selain itu, Fuad juga menampik kabar bahwa Budiman dicopot jabatannya sebagai Kasad terkait netralitas TNI dalam Pilpres 2014. Sebagaimana telah diberitakan, Budiman diketahui pernah mengadakan pertemuan dengan salah satu capres di sebuah hotel di Jakarta.
Dihubungi terpisah, Pengamat militer Rizal Dharmaputra punya pandangan lain. Direktur eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (Lesperssi) tersebut mengatakan bahwa kabar pencopotan Budiman yang mendadak kemarin serta belum jelas penggantinya mengindikasikan adanya unsur politis di balik semua itu.
Lebih jauh lagi dia mengatakan bahwa pencopotan Jenderal TNI AD bintang empat tersebut ada kaitannya dengan kecondongan Budiman terhadap capres yang diusung dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi). "Budiman ini lebih condong ke PDIP, Megawati, dan Jokowi," kata Rizal.
Menurutnya, keputusan SBY sendiri untuk mencopot Budiman dari posisi Kasad juga jauh dari sikap netral. Alasannya, SBY dinilai siap menyingkirkan bawahannya yang tidak berjalan seirama dengan sikap politiknya. Hal tersebut, lanjut Rizal, juga akan dilanjutkan SBY saat memilih pengganti Budiman. "Yang dipilih sebagai penggantinya nanti ya jelas orang yang sejalan dengan SBY," ujar Rizal.
Menurutnya, di ujung masa pemerintahannya, SBY masih ingin memegang kendali dengan melakukan suksesi di akhir masa pemerintahannya. "Jadi kalau tetap mempertahankan Budiman, dia (SBY) akan susah untuk melakukan suksesi," ucapnya.
Oleh sebab itu, Rizal menerangkan bahwa pencopotan Budiman yang terkesan terburu-buru tersebut sebagai indikasi adanya niat SBY untuk mengamankan bangunan suksesi yang telah dibangunnya. "Jadi ini tidak menunggu proses gugatan di MK selesai," imbuhnya. (dod)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera mencopot jabatan Jenderal TNI AD Budiman sebagai Kepala Staf TNI AD (Kasad). Alasannya karena
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi