Presiden Suriah: Kami Mampu Hadapi Serangan Luar
Penggunaan senjata kimia dalam perang sipil di Suriah menyisakan dua kubu besar di kalangan internasional. Kubu pertama, yakni mereka yang ingin menyerang Suriah dan kelompok kedua, yang menentang invasi. Kubu pertama dipimpin Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris. Hanya saja, kongres Inggris menolak keinginan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk terlibat dalam penyerangan, begitu pula dengan Jerman yang menyatakan tidak ingin terlibat aksi ini.
Kubu kedua, yakni kelompok negara yang menentang serangan tersebut. Rusia dan China merupakan negara yang berdiri paling depan dalam barisan ini, selain juga Iran dan Lebanon, serta beberapa negara di Amerika Latin. Bagi Rusia, Suriah merupakan pertaruhan gengsinya dengan AS. Berbeda dengan Iran yang memiliki kedekatan secara aliran dengan Presiden Bashar al-Assad, Rusia memiliki hubungan bisnis dan historis yang cukup panjang dengan rezim Assad.
Karena itu, jika Assad berhasil digulingkan dan hal ini bisa menjadi tamparan besar buat Presiden Rusia Vladimir Putin. Padahal, Putin telah berjanji akan mengembalikan masa kejayaan Rusia setelah sebelumnya, bergelut dalam persoalan ekonomi. (esy/jpnn)
SURIAH - Di tengah makin meruncingnya kemungkinan militer AS dan beberapa sekutunya melakukan operasi, Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer