Presiden: Tak Masalah Istana Terendam Banjir
Tinggi Muka Air Manggarai 1.020 Cm
Kamis, 17 Januari 2013 – 09:56 WIB
JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif, mengaku telah melaporkan perkembangan terkini soal banjir Jakarta dan sekitarnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Laporan mengenai ancaman banjir dan upaya penanggulangannya telah disampaikan pada pukul 09.10 Wib, Kamis (17/1) Dengan tinggi muka air 1.020 cm maka kemungkinan debit sungai Ciliwung sebagian dialihkan ke Sungai Ciliwung lama. Jika tidak maka dikhawatirkan tanggul Kanal Banjir Barat dapat jebol dan banjir makin meluas.
“Tidak masalah Istana terendam banjir. Yang penting masyarakat terlindungi. Lakukan upaya penanggulangan banjir dengan mengerahkan seluruh potensi nasional yang ada. Tetap semua mendukung Pemda DKI dan memberikan pendampingan. Untuk nasional semua di bawah kendali Kepala BNPB. Pantau terus perkembangan dan laporkan ke Presiden upaya penanggulangannya,” ujar Presiden pada Syamsul Maarif sebagaimana disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Dr. Sutopo Purwo Nugroho pada wartawan.
Saat ini tinggi muka air Sungai Ciliwung terus naik. Pada Kamis, pukul 09.00 WIB di Manggarai ketinggian air terukur 1.020 cm. Jauh di atas batas Siaga I yaitu 950 cm. Dengan kondisi demikian maka wilayah Jakarta yang terendam banjir makin meluas. Ini ditambah dengan banyak titik-titik genangan dan banjir yang merata di Jakarta.
Baca Juga:
JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif, mengaku telah melaporkan perkembangan terkini soal banjir Jakarta dan sekitarnya
BERITA TERKAIT
- Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin Dinas Pertamanan
- Tanoto Foundation & Bappenas Berkolaborasi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Pemda
- Bea Cukai & Polda Sumut Temukan 30 Kg Sabu-sabu di Sampan Nelayan, Begini Kronologinya
- Mantan Menkominfo Budi Arie Adukan Tempo ke Dewan Pers
- Mendes Yandri Sarankan Agar Desa Wisata Bisa Tonjolkan Ciri Khas Daerahnya
- Menjelang HGN 2024, Ini Permintaan Khusus Mendikdasmen Abdul Mu'ti kepada Guru