Presiden Tak Serius Hentikan Pemekaran
Jumat, 07 Agustus 2009 – 11:36 WIB

Presiden Tak Serius Hentikan Pemekaran
Kafrawi mengklaim bahwa keberadaan DPD sejak 2004 telah terbukti mampu mengerem pembentukan daerah otonom baru. Dengan bangga dia membandingkan data, sejak 1999-2004 telah terbentuk 148 daerah baru. Sedang dari 2004 hingga saat ini hanya ada penambahan 57 daerah baru. DPD, lanjutnya, sangat tegas menolak aspirasi pemekaran yang tidak layak, seperti pembentukan Kabupaten Meranti, Riau, dan Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau. Namun demikian, DPD bukan anti pemekaran. DPD lebih menyukai bila dibentuk provinsi baru, dibanding kabupaten/kota baru. "Ambil contoh Papua, di sana terlalu sedikit kalau cuman dua provinsi karena begitu luas. Dan juga Aceh," ujarnya.
Baca Juga:
Ketua Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Agung Pambudi membenarkan pernyataan Kafrawi. Dia juga mengatakan, pemerintah tidak serius menghentikan pemekaran. Selama ini, justru pihak pemerintah yang paling banyak mengajukan hak inisiatif RUU pembentukan daerah otonom baru dibandingkan dengan yang diajukan DPR. "Data yang ada di kami, 60 persen merupakan hasil inisiatif pemerintah, dan 40 persen inisiatif DPR," ucapnya. Pemekaran paling marak terjadi pada saat pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri yakni 148 daerah. Sedang di era pemerintahan Presiden SBY hanya ada 57 daerah baru.
Saat pidato kenegaraan 3 Agustus 2009 Presiden menyebutkan, sejak diundangkannya UU No.22 Tahun 1999 hingga kini aspirasi pembentukan daerah otonom baru terus mengalir. Dalam kurun 10 tahun, sejak 1999 hingga sekarang, telah terbentuk 205 daerah pemekaran baru. Rinciannya, 7 provinsi, 164 kabupaten dan 34 kota. Dengan demikian jumlah daerah otonom yang ada saat ini telah berjumlah 524 daerah yang terdiri dari 33 provinsi, 398 kabupaten dan 93 kota. (sam/JPNN)
JAKARTA -- Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat pidato kenegaraan di depan paripurna DPR pada 3 Agustus 2009 yang menyatakan akan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Yohanes Bayu Tri Susanto Jadi Pengusaha Sukses Yang Rendah Hati
- Revisi UU ASN Mengubah Tenggat Penyelesaian Honorer?
- Perpres Kantor Komunikasi Kepresidenan Digugat ke MA, Ini 4 Pasal yang Dipersoalkan
- Menjelang Mukernas dan Pelantikan, PP ISNU Gelar Fun Walk Serta Go Green di CFD Thamrin
- KPPI 2025 Siap Digelar, PENEMU Dorong Perempuan Ambil Peran Strategis
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional