Presiden Terpilih Harus Bisa Angkat Potensi Kelautan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Universitas Hasanudin (ISLA-UNHAS) Darwis Ismail menegaskan paradigma pembangunan di Indonesia secara perlahan telah bergeser ke arah pembangunan kelautan.
Pergeseran paradigma tersebut merupakan wujud kesadaran dan langkah maju dalam melihat fakta akan kondisi geografis Indonesia yang merupakan 2/3 wilayahnya adalah laut.
Menurut Darwis, kekayaan laut Indonesia sangat besar dan jika dimanfaatkan dan dikelola dengan prioritas penuh, akan sangat membantu perekonomian masyarakat.
"Oleh karena itu isu Maritim ini harus tetap digelorakan sampai kapan pun, apalagi ini tahun politik. Siapapun yang nantinya terpilih jadi Presiden, harus menjadikan maritim sebagai prioritas nasional," kata Darwis saat dialog akhir tahun yang bertemakan “Pilpres 2019 dan harapan baru kelautan Nasional” di Bangi Kopi, Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (15/12).
Menurut Darwis, presiden yang terpilih nanti harus mampu membuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kelautan diperkuat.
Terwujudnya SDM Kelautan yang berkualitas, kata dia, diharapkan mampu menghasilkan produk yang berwawasan lingkungan dan berdaya saing.
"Presiden terpilih nanti harus bisa menciptakan SDM untuk mengelola sumberdaya kelautan yang berkelanjutan dan berbudaya," kata Darwis.
Darwis berharap maritim tetap prioritas nasional pemerintahan ke depan. Pasalnya, berdasarkan data United Nations Development Programme (UNDP) bahkan menyebut perairan Indonesia sebagai habitat bagi 76 persen terumbu karang dan 37 persen ikan karang dunia.
Kekayaan laut Indonesia sangat besar dan harus bisa dimanfaatkan serta dikelola dengan prioritas penuh.
- BMKG Ingin Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Percepat Pembangunan Ekonomi Kelautan
- Hasto PDIP Ingin Jalan Kemakmuran Indonesia Melalui Laut
- MPR: Tingkatkan Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah Kepulauan
- Gus Jazil Minta Pengelolaan Kekayaan Laut Indonesia Dimaksimalkan
- Saatnya Indonesia Susun Strategi Baru Ekonomi Kelautan