Presiden Tewas dengan 12 Luka Tembak, Mata Kirinya Didorong Masuk
jpnn.com, PORT-AU-PRINCE - Amerika Serikat dan Kolombia akan mengirim tim untuk membantu Haiti mengungkap pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
Sejumlah warga AS dan Kolombia ditangkap karena terlibat dalam penyerangan dan pembunuhan tersebut.
Pembunuhan Moise oleh sekelompok pria bersenjata pada Rabu (7/7) dini hari di rumahnya di Port-au-Prince, membawa Haiti lebih dalam terjun ke krisis politik yang dapat memperburuk kelaparan, kekerasan geng, dan wabah COVID-19.
Polisi di Haiti mengatakan, pembunuhan itu dilakukan oleh unit komando terencana yang terdiri dari 26 tentara bayaran Kolombia dan dua tentara bayaran Haiti-Amerika. Kedua warga Amerika itu diidentifikasi sebagai James Solages, 35, dan Joseph Vincent, 55, keduanya dari Florida.
Tujuh belas orang ditangkap - termasuk Solages dan Vincent - setelah baku tembak dengan pihak berwenang Haiti di Petionville, pinggiran bukit di ibu kota Port-au-Prince, tempat Moise tinggal.
Menurut kepolisian Haiti, tiga lainnya tewas dan delapan masih buron dan mereka masih memburu dalang operasi tersebut.
Seorang hakim yang menyelidiki kasus tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Moise ditemukan terbaring telentang di lantai kamar tidurnya, dengan 12 luka tembak dan mata kirinya didorong masuk.
Pintu depan kediaman tertutup lubang peluru dan telah dibuka paksa, sementara kamar lain digeledah.
Presiden tewas dalam sebuah serangan terencana yang melibatkan tentaran bayaran. Brutal.
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer