Presiden Ukraina Ajak Oposisi Berunding
Selasa, 21 Januari 2014 – 05:00 WIB
KIEV - Kota Kiev, ibu kota Ukraina, masih tegang. Kemarin (20/1), sehari pascabentrok aparat melawan oposisi yang mengakibatkan lebih dari 200 orang terluka, aktivitas warga di kota berpenduduk sekitar 2,8 juta jiwa itu belum normal. Agar ketegangan segera reda, Presiden Viktor Yanukovych pun mengajak oposisi berdialog.
Ratusan pengunjuk rasa menutup beberapa ruas jalan penting di pusat ibu kota. Mereka menumpuk puing-puing kendaraan sebagai barikade. Suara ledakan granat kejut bersahutan menembus hawa dingin Kiev. Puluhan demonstran tampak masih bertahan di tenda-tenda yang didirikan di beberapa titik ramai ibu kota. Sejumlah kendaraan yang dibakar pada Minggu malam (19/1) masih mengepulkan asap.
Kemarin pemerintahan Yanukovych membentuk komisi khusus yang bertugas mencari jalan keluar dalam kemelut politik internal Ukraina tersebut. Pemimpin 63 tahun itu meminta komisi khusus berdialog dengan oposisi. Dia menyebut dialog damai tersebut sebagai pertemuan darurat. Dia berharap pertemuan itu bisa menjadi langkah awal solusi damai.
"Kami akan tetap berada di sini sampai tuntutan kami dikabulkan," kata Yaroslav Pyutilin, pria 46 tahun yang terlibat dalam unjuk rasa kemarin. Dia berharap pemerintah bersedia mencabut undang-undang tentang pembatasan aksi unjuk rasa yang terbit pekan lalu. Yanukovych memang sengaja memberlakukan undang-undang tersebut untuk membungkam aksi protes oposisi.
KIEV - Kota Kiev, ibu kota Ukraina, masih tegang. Kemarin (20/1), sehari pascabentrok aparat melawan oposisi yang mengakibatkan lebih dari 200 orang
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer