Presiden Ukraina Ajak Oposisi Berunding
Selasa, 21 Januari 2014 – 05:00 WIB
Unjuk rasa Minggu lalu pun bermula dari perkara yang sama. Oposisi menganggap undang-undang anyar itu terlalu represif. Pemerintah terlalu semena-mena membatasi hak mereka untuk menyampaikan aspirasi melalui unjuk rasa.
Aksi protes yang semula berlangsung damai itu mendadak berubah menjadi bentrok pada Minggu malam. Massa oposisi mendadak anarkistis dan mulai menyerang gedung parlemen. Tidak hanya melancarkan serangan bom molotov atau melempari aparat dengan batu, beberapa oknum demonstran membakar sejumlah kendaraan milik polisi.
Polisi Kiev yang menjadi sasaran amuk pengunjuk rasa pun melawan. Mereka membalas lemparan batu oposisi dengan gas air mata, granat kejut, dan tembakan peluru karet serta meriam air. Akibatnya, tidak kurang dari seratus pengunjuk rasa dan sekitar seratus personel pasukan keamanan terluka. "Empat orang terluka serius pada bagian mata serta kaki dan tangan," terang pejabat kesehatan Kiev.
Sementara itu, Gedung Putih meminta pemerintahan Yanukovych segera bertindak. "Kami sangat prihatin mendengar kondisi terkini Ukraina. Kami harap kedua pihak bisa segera mengambil langkah penting untuk menghentikan kekerasan," ungkap Jubir Dewan Keamanan Nasional AS Caitlin Hayden. Menurut dia, Washington belum mencabut ancamannya untuk menjatuhkan sanksi terhadap Ukraina. (AP/AFP/hep/c10/tia)
KIEV - Kota Kiev, ibu kota Ukraina, masih tegang. Kemarin (20/1), sehari pascabentrok aparat melawan oposisi yang mengakibatkan lebih dari 200 orang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer