Presiden Venezuela Nyaris Dibunuh Drone Berpeledak
jpnn.com, KARAKAS - Perayaan 81 tahun Garda Nasional Venezuela di Karakas terhenti gara-gara drone. Sabtu (4/8), saat Presiden Nicolas Maduro berpidato, sebuah drone terbang mendekatinya.
Tak lama kemudian, terdengar suara ledakan. Dua kali. Pidato terhenti. Para pengawal sang presiden lantas mengamankan pemimpin 55 tahun itu.
"Ini adalah percobaan pembunuhan. Mereka mencoba membunuh saya," ujar Maduro beberapa jam setelah kejadian.
CNN menyebut bahwa Maduro sempat mengira bunyi ledakan itu adalah kembang api yang sengaja dinyalakan dalam peringatan tersebut. Karena itu, dia tidak beranjak dari tempatnya berdiri meski sang istri yang berada di sebelahnya panik.
Beruntung, Maduro selamat. Dia juga tidak terluka sedikit pun. Sebab, para pengawalnya sigap. Mereka langsung melindungi sang presiden dengan tameng antipeluru. Sambil tetap menutupi Maduro, mereka mengevakuasinya ke tempat aman.
Jika Maduro baik-baik saja, tidak demikian pasukan yang berbaris di depannya. Para personel Garda Nasional yang berbaris rapi itu semburat. Mereka menjauhi drone yang diduga mengangkut bahan peledak tersebut. Tujuh orang dilaporkan terluka dalam insiden itu.
Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa bersamaan dengan serbuan drone itu, terdengar suara ledakan di lokasi. Petugas masih menyelidiki apakah ledakan berasal dari drone.
Tapi, Menteri Informasi Venezuela Jorge Rodriguez menyebut drone yang diterbangkan dekat Maduro tersebut bermuatan bahan peledak.
erayaan 81 tahun Garda Nasional Venezuela di Karakas terhenti gara-gara drone. Saat Presiden Nicolas Maduro berpidato, sebuah drone terbang mendekatinya
- PT Tribuana Solusi Inovasi Teknologi Kenalkan Drone DJI & CCTV Dahua di Indocomtech 2024
- Ada Sosok Perempuan Mualaf di Balik Penutupan MTQN ke-30 yang Sukses Pecahkan Rekor MURI
- Pemanfaatan Drone dalam Sektor Pertambangan Semakin Dilirik
- Kemendikbudristek Hadirkan Drone Pendeteksi Penyakit Tanaman Padi di HEPCON 2024
- Aplikasi Signal Tak Bisa Diakses di Venezuela dan Rusia
- Tak Terima Hasil Pilpres Venezuela, Amerika Desak Jagoannya Diakui sebagai Pemenang