President University Berjaya di Global Hackathon Startup Competition Korea 

"Kami membuat chatbotnya memiliki tampilan karakter kartun agar dapat memberikan kesan menarik.  Lalu, orang tua dapat memantau perkembangan emosi yang dimiliki anaknya melalui perekaman data dari percakapan antara anak dan chatbot," terangnya. 

Orang tua juga bisa mendapatkan guidance dari data-data artikel/paper yang disediakan. Di samping mendapatkan fitur komunitas yang bisa menjadi tempat untuk saling memberikan saran. Fitur ini dapat memberikan informasi berupa lokasi bagi pengguna yang memiliki nearest location. 

Ke depannya, Kevin berharap inovasinya tidak berhenti sebatas kompetisi saja melainkan dapat mengembangkan proyek Startup-nya menjadi sesuatu yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lebih banyak orang.

"Saya juga berharap bisa memotivasi mahasiswa lain untuk terus berjuang, berinovasi, dan percaya bahwa kesempatan besar bisa datang dari mana saja asalkan kita berani mencoba," terangnya. 

Semoga pencapaian ini menjadi dorongan bagi generasi muda Indonesia untuk lebih aktif dalam kompetisi global dan membawa nama bangsa ke kancah internasional, sambungnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Dr. Adhi Setyo Santoso, S.T., MBA., yang turut mendampingi para mahasiswa menyampaikan di kompetisi ini, tim mahasiswanya bukan sesama Presiden University saja, tetapi mereka harus membentuk startup dengan mahasiswa lain di negara yang berbeda-beda. 

"Kayak yang juara 1, Kelvin ini, Dia bikin startupnya dengan  mahasiswa dari Korea, Thailand dan Vietnam. Nah ini, Challenge terbesar yang dihadapin. Mereka mesti membuat inovasi dalam waktu kurang dari 3 hari. Dan inovasinya itu dibuat bersama orang-orang yang baru mereka kenal," jelas Adhi.

Dengan hasil ini, menurutnya menunjukkan metode ajar dan kurikulum yang dikembangkan oleh President University berfokus pada inovasi berhasil meningkatkan kemampuan dan daya saing para mahasiwa.