Pria Adelaide Pendukung Serangan Teror Christchurch Tetap Dilarang Akses Internet
Seorang pria di Adelaide, Australia Selatan, yang didakwa setelah mengunggah komentar di internet yang mendukung serangan teroris di Christchurch, Selandia Baru, akhirnya resmi tak diizinkan untuk menggunakan internet lagi.
- Chad Rolf Vinzelberg dituduh mengunggah materi di media sosial yang mendukung pembantaian di Christchurch
- Polisi diduga menemukan senjata api berisi peluru di bawah kasurnya selama penggeledahan di rumahnya
- Dia mengatakan dirinya perlu menggunakan internet untuk mencari pekerjaan
Chad Rolf Vinzelberg, 37, dituduh memiliki senjata api tanpa izin dan empat tuduhan lainnya atas kepemilikan senjata yang dilarang setelah polisi menggeledah rumahnya di pinggiran utara kota Adelaide bulan lalu.
Penggeledahan oleh polisi itu dipicu oleh serangkaian komentar yang diduga diunggah oleh Vinzelberg di media sosial yang mendukung pembantaian di Christchurch dan memuji para teroris yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pengadilan Magistrasi Adelaide mengungkap, foto profil daringnya menunjukkan Vinzelberg memegang senjata dan selama pencarian, polisi menemukan senjata api berisi peluru di bawah kasurnya serta tongkat yang bisa dipanjangkan dan dua pisau lipat.
Senjata palu gada abad pertengahan dan panah otomatis juga turut ditemukan di rumahnya.
Vinzelberg diberikan jaminan selama sidang pengadilan pertamanya dengan syarat dia tidak akan menggunakan internet.
Photo: Chad Vinzelberg menyebut media sebagai "binatang" diluar pengadilan.(ABC News: Rebecca Opie)
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia