Pria Australia Yang Tewas di Lapangan Tembak Kamboja Bukan Militer

Prajurit di Markas Kampong Speu Armoured mengatakan kepada ABC bahwa mereka diperintahkan untuk tidak berbicara kepada media karena membiarkan orang asing ke areal itu untuk menembakkan senjata adalah "ilegal".
Areal latihan ini terkenal di kalangan wisatawan yang membayar tunai untuk menembakkan senapan serbu AK-47 dan granat berpeluncur roket (RPG) dan untuk melemparkan granat tangan.
Areal latihan tembak serupa ada di dekat bandara Phnom Penh dan di Siem Reap.
Areal latihan luar ruang di Kampong Speu digunakan untuk senjata yang lebih berat, dengan video promosi menunjukkan wisatawan melempar RPG ke tank propana untuk menciptakan ledakan yang berapi-api.

Laporan awal ledakan tersebut menggambarkan kedua warga Australia sebagai pelatih militer.
Namun, sebuah laporan tertulis satu halaman dalam bahasa Khmer dari kepala unit tank di mana areal latihan tembak berada menunjukkan para pria tersebut tidak memiliki jabatan formal.
"Warga Australia itu mengatakan kepada mereka [dua orang Kamboja] bahwa mereka ahli dalam pembersihan ranjau," tulis Letnan Jenderal Lanh Kao, komandan di pangkalan tank.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya