Pria Ini Ingin Pulang ke Australia Setelah Gabung ISIS Namun Takut Dipenjara
Stary mengatakan, meskipun kliennya itu merupakan pekerja media dalam konflik tersebut, namun ia memperkirakan kliennya akan tetap dikenakan tuntutan jika kembali ke Australia.
Meskipun Stary tidak mengungkap identitas kliennya, namun dipercaya bahwa klien itu sama dengan orang yang tampil dalam interview dengan stasiun TV CBS bulan Februari lalu.
Pria yang beralih memeluk agam Islam itu menyebut dirinya Abu Ibrahim, dan mengaku telah meninggalkan ISIS setelah mengalami disilusi.
Selama enam bulan tinggal bersama ISIS, Abu Ibrahim mengaku melihat pelaksanaan hukuman mati yang biasanya dilakukan di depan umum.
Kepada CBS ia mengaku sekali bergabung, maka akan sangat sulit untuk meninggalkan ISIS.
"Alasan utama saya meninggalkan ISIS adalah karena saya merasa tidak melakukan apa yang tadinya akan saya lakukan yaitu membantu rakyat Suriah dalam kemanusiaan," katanya.
Kepada ABC, Stary mengatakan Jemarn dan Norwegia kini mendorong orang-orang yang kembali dari konflik di luar negeri karena mereka bisa direkrut untuk mencegah orang lain turut bergabung.
"Mereka bisa dilibatkan dalam program deradikalisasi," kata Stray.
Seorang pekerja medis asal Victoria yang bergabung dengan kelompok teroris ISIS di Suriah ternyata sedang melakukan negosiasi dengan Kepolisian Federal
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat