Pria ini Siap Bawa Angklung Terbang Tinggi

jpnn.com - Siapa sangka, perkenalannya dengan angklung saat kelas 2 SD berlanjut hingga kini. Tak sekadar memainkan, Budi Supardiman juga berusaha menjaga kelestarian alat musik multitonal tersebut. Tujuannya, agar angklung mendunia dan tak diakui negara lain.
Panji Dwi Anggara
”Wah, itu alat musik yang kita lihat di Malaysia ya?” seru seorang bule kepada temannya saat melihat pementasan angklung di suatu tempat di Bandung.
Sontak, kalimat yang tanpa sengaja didengar itu membuat jiwa nasionalis Budi Supardiman bangkit. Dengan sabar dia menjelaskan kepada dua wisatawan asing itu bahwa angklung merupakan alat musik yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi.
Peristiwa itu juga yang ternyata menjadi dasar lahirnya komunitas Angklung Web Institute (AWI) pada 17 Oktober 2003 silam. ”Saya tidak ingin orang mengenal angklung sebagai alat musik dari luar negeri. Apalagi diakui milik negara lain,” ucapnya.
Pada awal berdirinya, AWI hanya beranggotakan enam orang saja. Mereka tidak hanya concern mengadakan pementasan angklung belaka. Tapi berusaha menasionalkan bahkan meng-internasional-kan alat musik bambu itu dengan memadukannya bersama kecanggihan internet.
Siapa sangka, perkenalannya dengan angklung saat kelas 2 SD berlanjut hingga kini. Tak sekadar memainkan, Budi Supardiman juga berusaha menjaga kelestarian
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu