Pria Israel Minta Diizinkan Menggunakan Sperma Anaknya yang Sudah Meninggal Supaya Punya Cucu
Tetapi keputusan mendadak itu menempatkannya di jalur yang kontroversial untuk mengubah undang-undang fertilitas Israel.
RUU yang didukung oleh politisi yang kuat
Israel saat ini mengizinkan istri tentara yang gugur untuk menggunakan sperma mereka secara anumerta untuk fertilisasi in vitro (IVF).
Tapi Ben Yigal mengatakan kebijakan itu harus diperluas untuk mencakup orangtua tentara yang gugur.
Putranya, Amit, adalah seorang prajurit tempur berusia 21 tahun ketika dia terbunuh dalam serangan Tentara Israel di Tepi Barat.
Ben Yigal mengatakan Israel memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung kesinambungan tentara yang gugur, karena keterlibatan dalam militer adalah wajib bagi warga negara Israel.
Pentingnya memiliki cucu adalah upaya untuk meneruskan keturunan dan kesinambungan keluarga, menurut Ben Yigal.
"Ini bukan soal kesinambungan saya, ini kesinambungan untuk Amit.
"Bahwa dia akan memiliki seorang anak di dunia — bahwa ketika anak ini dewasa, menikah dan berkeluarga, dia akan mengatakan ayahku adalah pahlawan Israel, Amit Ben Yigal."
Setelah putra tunggalnya meninggal dalam dinas militer, pria ini berjuang untuk menggunakan sperma anaknya agar bisa punya cucu
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Erling Haaland cs Menolak Tanding Lawan Israel
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina