Pria Italia Dipenjara 5 Tahun Karena Serang Turis Backpacker
Seorang pria asal Italia yang melakukan penyerangan seksual terhadap wisatawan backpacker wanita dan memfilmkan orang lain tanpa busana di kamar mandi di Brisbane, Queensland dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Alberto Dagrezio, yang tiba di Queensland dengan visa pelajar, mengaku bersalah di Pengadilan Distrik atas 66 pelanggaran karena melakukan penyerangan seksual, memperkosa secara digital, dan melanggar privasi 44 wanita selama periode 10 bulan di tahun 2015.
Pria berusia 33 tahun itu menyelinap ke akomodasi murah dan berbagi kamar bagi turis backpacker, di mana dia akan meninggalkan sepatunya di area umum dan berjalan-jalan sambil berpura-pura berbicara di telpon dan mencari kamar asrama yang tidak terkunci.
Jaksa Christopher Cook mengatakan Dagrezio kemudian akan mencari perempuan yang semi-telanjang atau tanpa busana dan kemudian memfilmkan mereka ketika mereka tidur.
"Terdakwa akan pergi ke bilik mandi tetangga, duduk dan memfilmkan mereka di bawah celah di dinding," kata Mr Cook.
"Berdasarkan pengakuannya kepada polisi Ia mengatakan perbuatannya dimotivasi oleh fantasi, keinginan untuk melawan hukum dan melanggar peraturan."
Jaksa Christopher Cook mengatakan beberapa wanita telah menjadi sasaran "serbuan yang invasif dan mengganggu" dan banyak dari para backpacker yang difilmkan tidak pernah tahu tentang hal itu dan mungkin tidak akan pernah diberitahu.
Didorong voyeurisme'
Perbuatan Dagrezio ini diketahui pihak berwajib setelah salah satu korbannya mengadukannya kepada staf hostel.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat