Pria Keras yang Ikut 'Mencetak' Evan Dimas Itu Berpulang...
Hasilnya? Tim besutan mereka sukses merebut emas di edisi perdana PON Remaja tahun lalu. ”Beliau itu semangat sekali kalau ngurusin anak-anak muda. Bahkan, urusan sekolah para pemain beliau yang handle,” papar Mursyid.
Bahkan, di percakapan terakhir mereka pun, Eko hanya memperbincangkan sepak bola. ”Yang bikin saya sedih, ada keinginan beliau yang belum terpenuhi, yaitu melihat perpecahan di sepak bola Surabaya yang sampai mengakibatkan dualisme Persebaya segera selesai. Semuanya damai dan bersatu lagi seperti dulu demi kepentingan generasi muda,” ungkap Mursyid.
Dalam sebuah kolomnya di Radar Surabaya (Jawa Pos Group) tiga tahun lalu, Dahlan Iskan pernah menyebut Eko sebagai sosok yang hati, pikiran, dan passion-nya untuk sepak bola.
"Saya tentu bangga dengan orang yang sangat mencintai sepak bola seperti Eko. Dia terkenal bukan karena suka bertengkar di kepengurusan PSSI, tapi karena karyanya sangat nyata bagi persepakbolaan tanah air,” tulis Dahlan ketika itu.
Kerendahan hati Eko juga bisa terbaca dari pengakuan betapa bangganya dirinya kalau ada pemain yang dididiknya tetap mengenangnya meski sudah jadi ”orang”. ”Walaupun cuma disapa di jalan atau sekadar disalami, saya sudah senang sekali,” katanya suatu saat.
Terus mengalirnya pelayat di rumah duka, yang sebagian merupakan mantan anak didiknya, seperti disaksikan Jawa Pos tadi malam, memperlihatkan bahwa sosok Eko tak akan pernah dilupakan. Karena itulah, dia bisa berpulang dengan membawa segudang kebanggaan. Selamat jalan, Pak Eko! (*/c9/ttg)
EKO Prayogo, mantan karyawan Jawa Pos dan pesepakbola di era Galatama, meninggal dunia. Pria kelahiran Blitar itu berpulang tanpa pernah sekali
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408