Pria Melbourne Divonis Penjara Karena Rencana Bergabung Dengan Militan Islam Di Filipina
Pengadilan juga mengungkap bahwa dia ditangkap di Arab Saudi pada tahun 2011, dan disiksa selama interogasi selama enam minggu.
Dia menghabiskan beberapa tahun di tahanan sebelum dideportasi ke Australia pada 2014, di mana dia pindah ke Melbourne dan bertemu istrinya.
Pengadilan diberi tahu Thorne dicegah membawa istri dan anaknya ke Malaysia pada Oktober 2015 dan paspornya disita.
Pengadilan mengungkap Thorne menginginkan tinggal di bawah hukum syariah dan membesarkan putranya di negara Muslim.
Dokumen-dokumen pengadilan menunjukkan keenam pria yang terlibat dalam kondisi ini telah disita paspor Australia mereka pada waktu yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat meninggalkan Australia secara legal.
Hakim Croucher mengatakan kepada pengadilan "seluruh usaha itu tidak direncanakan dengan baik dan, saya khawatir, memang dipastikan akan gagal".
"Sulit membayangkan bahwa kelompok itu akan berhasil berlayar jauh melewati wilayah di utara Queensland," katanya.
Hakim Croucher menetapkan masa bebas bersyarat dua tahun dan 10 setengah bulan.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat