Pria Pengangguran Lebih Cepat Tua

Pria Pengangguran Lebih Cepat Tua
Pria Pengangguran Lebih Cepat Tua

jpnn.com - JIKA anda merasa bekerja terlalu melelahkan, maka anda patut bersyukur masih memiliki pekerjaan. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran berisiko mengalami penuaan dini lebih cepat. Studi ini juga memperkirakan bahwa tekanan keuangan dan emosional saat menganggur membuat adanya tanda pada DNA orang tersebut.

Dalam studi ini, para ilmuwan memeriksa sampel darah dan catatan pekerjaan lebih dari 5.500 pria dan wanita berusia 31 tahun. Darah ini digunakan untuk diamati salah satu struktur kecil di dalamnya, yang disebut sebagai telomer. Telomer merupakan bagian paling ujung dari DNA linear dan berfungsi melindungi DNA dari kerusakan.

Seiring dengan bertambahnya usia, telomer setiap orang akan menjadi semakin pendek. Memendeknya telomer ini akan menyebabkan DNA menjadi rusak dan meningkatkan risiko penyakit yang berkaitan dengan usia seperti Alzheimer, diabetes dan penyakit jantung. Telomer yang lebih pendek dari rata-rata juga dianggap sebagai tanda kesehatan yang buruk dan memicu kematian dini.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengangguran jangka panjang dan panjang telomer. Pria yang menganggur selama 2-3 tahun saat sampel darahnya diambil dua kali lebih mungkin untuk memiliki telomer, dibandingkan pria yang memiliki pekerjaan. Hasil ini tetap sama bahkan ketika faktor-faktor lain yang terkait dengan penuaan, termasuk penyakit, merokok, minum alkohol dan kurang olahraga turut diperhitungkan.

Salah seorang peneliti dari Imperial College London, Dr. Jessica Buxton, mengatakan bahwa telomer yang lebih pendek dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari berbagai penyakit yang berhubungan dengan usia dan kematian dini. Pengalaman hidup stres di masa kecil dan dewasa sebelumnya juga dikaitkan dengan cepatnya pemendekan telomer.

"Kini kami telah membuktikan bahwa pengangguran jangka panjang juga dapat menyebabkan penuaan dini," kata Dr. Jessica, seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (17/12).

Salah seorang peneliti lainnya, Dr Leena Ala-Mursula, dari University of Oulu, Finlandia, menegaskan dari hasil studi ini bahwa tetap memiliki pekerjaan bisa menjadi salah satu bagian penting dalam menjaga kesehatan.(fny/jpnn)


JIKA anda merasa bekerja terlalu melelahkan, maka anda patut bersyukur masih memiliki pekerjaan. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria yang tidak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News