Pria Selandia Baru Gabung ISIS dan Menyerah, Ini Penuturannya

Menurut penuturannya, tidak perlu waktu lama baginya sebelum masuk radar polisi rahasia ISIS. Dia mengaku dipenjara tiga kali oleh ISIS.
"Saya jadi sangat benci kepada petugas keamanan ISIS. Saya diancam dengan siksaan dan dipenjara karena dicurigai sebagai mata-mata," katanya.
"Kejadian terakhir sangat konyol. Saya dituduh minum dan membuat alkohol serta mengisap ganja," ucapnya.
Pada Oktober 2015 Taylor memposting di akun Twitternya tanpa mematikan fungsi lokasi dari medsos tersebut.
Gara-gara hal ini, dia menghabiskan 50 hari dalam penjara ISIS.
"Akun Twitter ditangguhkan. Pada 9 Januari 2015 saya menerima surat dan disuruh menghadap seorang pejabat (ISIS)," katanya.
"Mereka memasukkan saya ke sebuah ruangan, mengambil senjataku serta ponsel," katanya seraya menambahkan dia dituduh membocorkan 12 lokasi ISIS di GPS.
Selama hidup bersama ISIS, dia mengaku menyaksikan sejumlah pemenggalan dan eksekusi.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya