Prihatin dengan Etika Berpolitik, Alumni UNEJ Serukan Pertobatan Penyelenggara Negara
”Sudirman Said mengingatkan agar para pemimpin memahami batas-batas kekuasaan sehingga tidak terperangkap pada tiga jebakan, yaitu jebakan popularitas yang membuat lupa diri, jebakan korupsi karena kebutuhan membiayai ongkos politik, serta jebakan penyalahgunaan kekuasaan,” tuturnya.
Di sisi lain, Dosen UI Satrio Budi Adi mengatakan buku ’Bergerak dengan Kewajaran’ mengingatkan kembali publik bahwa rasa cinta tertinggi para penyelenggara negara seharusnya diberikan kepada lembaga, bukan pada pemerintahan yang sifatnya hanya sementara.
”Kecintaan pada negara itulah yang membuat para pejabat publik atau penyelenggara negara tidak takut bersuara dan berbeda pendapat. Perbedaan pendapat merupakan tanda adanya ide atau gagasan yang sedang bergulir dan karena itu, kekuasaan semestinya tidak anti kritik,” jelas Satrio.
Terpisah, Sudirman Said mengutip perkataan Proklamator RI Mohammad Hatta dalam sebuah acara dies natalis Universitas Indonesia, mengenai tugas kalangan terdidik.
Bung Hatta, kata Sudirman, menggarisbawahi bahwa tugas intelegensia adalah memberikan keteladanan dan kepemimpinan dalam masyarakat. Jika intelegensia diam saja saat melihat ketidakadilan atau ketidakwajaran, maka mereka sesungguhnya telah berkhianat pada aspek keberadaannya.
”Hari-hati ini kita mendapatkan gairah baru dalam kehidupan berbangsa. Para guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni perguruan tinggi, mulai dari UGM, UI, UNPAD, UNEJ dan lain-lain menyatakan keprihatinan terhadap perkembangan yang dianggap tidak wajar,” papar Sudirman Said.
Menurut Sudirman, hal itu menandakan bahwa Indonesia masih memiliki masyarakat akademik yang sehat, yang berani bersikap dan mengoreksi ketika terjadi penyimpangan dalam pengelolaan negara.
”Keberanian itu menyelamatkan bangsa kita dan menjadi energi segar bagi kekuatan moral yang mendambakan perubahan menuju situasi yang lebih baik,” tandas Sudirman.
Forum Alumni Universitas Jember (UNEJ) untuk Perubahan mengeluarkan seruan moral agar para penyelenggara negara melakukan pertobatan moral
- Melawan Kriminalisasi Berbau Politik di Pilkada 2024
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Tim Relawan Dozer Sebut Sulsel Butuh Pemimpin Berpengalaman
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Elektabilitas Toni Uloli-Marten Taha Makin Moncer di Pilgub Gorontalo versi TBRC