Primitive Monkey Noose Mempersembahkan Waja Sampai Kaputing
Lewat lagu tersebut, Primitive Monkey Noose terus membawa isu lokalitas yang sudah disuarakan sejak mini album pertama yaitu Anthem of South Borneo pada 2022 lalu.
Gaya bertutur Primitive Monkey Noose masih menggunakan lirik yang terkesan sederhana.
Lirik berbicara soal rasa cinta terhadap tempat tinggal di pesisir tenggara Kalimantan, keresahan sosial, seni bertahan hidup, dan banyak hal lain soal kehidupan.
Dalam album Waja Sampai Kaputing, Primitive Monkey Noose masih menyajikan musik keras bertempo cepat, bertenaga, dan lirik yang lugas sekaligus sarkas, tetapi tetap menyenangkan untuk didengarkan.
Primitive Monkey Noose memadukan folk, punk, hard rock, progressive metal, hingga hardcore dengan apik. (ded/jpnn)
Band rock, Primitive Monkey Noose mempersembahkan album terbaru yang berjudul Waja Sampai Kaputing.
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra
- Ghostbuster Akhirnya Melepas Insulin Adrenalin
- Tiket Synchronize Fest 2025 Mulai Dijual, Sebegini Harganya
- Synchronize Fest 2025 Pertemukan Lagi Elvy Sukaesih dan Tokyo Ska Paradise Orchestra
- Sambutlah Manifes dari Dirty Ass
- HMGNC Berbagi Kemeriahan Konser 20 Tahun
- Efek Rumah Kaca Akhirnya Hadirkan Vinyl Album Rimpang