Prinsip Hidup Mbah Suparni, Nenek Berusia 117 Tahun yang Ditinggal Suami
jpnn.com, KULON PROGO - Walaupun Suparni orang tak punya, ia selalu bersyukur dan tak mau mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Mbah Suparni, begitu dia dipanggil oleh Pedukuhan Sadang, Kelurahan Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta pun sempat bercerita tentang kehidupan masa mudanya pada Tabloid Nyata (Jawa Pos Group).
Dia masih ingat saat akan bersekolah dulu, tangannya harus bisa memegang telinga melalui atas kepala.
”Kalau tangan kita tidak dapat memegang telinga kita sendiri, berarti tidak boleh sekolah dulu. Kalau jaman sekarang kan tidak, anak belum waktunya sekolah sudah dipaksa masuk sekolah. Ketika berangkat dan pulang sekolah harus diantar-jemput, itu yang membuat anak manja. Kalau dulu berangkat dan pulang sekolah sendiri,” kenangnya.
Suparni menikah dengan seorang pria asal desa tempat ia tinggal sekarang di tahun 1942.
Pria tersebut bernama Raben, usianya 25 tahun lebih muda dari Suparni, tepatnya saat ini berusia 92 tahun.
Tiga tahun kemudian, Raben memboyong Suparni ke desanya. Sembilan tahun kemudian, mereka dikaruniai putri pertama, yang tak lain adalah Tukiyem.
Lalu pada tahun 1957, putra kedua lahir dan diberi nama Sudiwiyono. Suparni dan Raben mulai hidup terpisah sejak tahun 1965. Saat itu, adik Raben, Senno, meminta tolong Raben untuk menjaga istrinya.
Walaupun Suparni orang tak punya, ia selalu bersyukur dan tak mau mengambil sesuatu yang bukan haknya.
- Dijaga Ketat Ratusan Polisi, Pilkada Rohil Berjalan Aman dan Kondusif
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II, Pemkot Bengkulu Buka 2.394 Formasi
- Pemkab Kotim Tetap Menganggarkan Gaji Honorer di 2025, Ini Alasannya
- Seorang Anggota KPPS di Muara Enim Meninggal Dunia
- Cagub Sumsel Mawardi Yahya Nyoblos di TPS 08 Gandus Palembang
- Memastikan Pilkada Berjalan Lancar, Irjen Iqbal Tinjau TPS di Pekanbaru