Prita Mulyasari setelah Seminggu Berkumpul Keluarga
Tak Percaya Mitos, Tak Mau Bakar Baju Lapas
Rabu, 10 Juni 2009 – 06:08 WIB
Anak seperti sudah menjadi separo nyawa Prita. Karena itu, yang paling berat ketika di penjara adalah berpisah dengan mereka. ''Yang paling trenyuh adalah saat saya menelepon ke rumah dari lapas. Pembantu saya bilang, Ananta mengajak adiknya untuk salat bareng. Biar bunda cepat sembuh katanya,'' tuturnya. Mendengar itu, air mata Prita tumpah. ''Tidak hanya mbrebes mili, saya menangis sejadi-jadinya,'' ujarnya.
Prita sendiri tidak tahu siapa yang mengajari kedua anaknya itu salat. ''Mungkin karena sering lihat saya dan suami salat jamaah, mereka jadi meniru,'' katanya lantas tersenyum.
Kendati sudah beberapa hari di rumah, Prita kadang masih kepikiran suasana penjara. Bahkan, beberapa kali dia bermimpi mengenai tempat tersebut. ''Saya tidak tahu, ya. Tiba-tiba saja saya kok mimpi kejadian di sana. Tidur tanpa alas, kamarnya ukuran kamar anak saya dengan dua belas orang tidur dalam satu ruangan,'' katanya sambil menunjuk kamar anaknya yang berukuran 4 x 5 meter itu.
Namun, selama di penjara Prita tidak pernah mendapat perlakuan buruk. Lingkungan tempat dia dipenjara cukup kondusif. Waktu di dalam penjara banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan.
Sepekan terakhir rumah Prita Mulyasari semarak lagi. Dia kembali bisa menemani anak-anaknya bermain. Bagaimana suasana hubungan ibu-anak tersebut
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408