Pro-Assad Serbu dan Serang Kedubes AS-Prancis
Washington Tak Akui Legitimasi Rezim Syria, Paris Minta DK PBB Jatuhkan Sanksi
Rabu, 13 Juli 2011 – 23:29 WIB
DAMASKUS – Desakan Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara Eropanya agar Presiden Bashar al-Assad mundur dari kekuasaan di Syria berbuntut kekerasan. Senin petang waktu setempat (11/7), massa pendukung pemimpin 45 tahun itu menyerang gedung kedutaan besar (Kedubes) AS dan Prancis di Kota Damaskus. Bersamaan dengan itu, Washington menegaskan bahwa mereka tak lagi mengakui legitimasi Assad.
Serangan atas Kedubes AS dan Prancis itu merupakan puncak kekesalan massa pro-Assad setelah Duta Besar AS untuk Syria Robert Ford dan Duta Besar Prancis untuk Syria Eric Chevalier berkunjung ke Kota Hama. Pekan lalu, secara terpisah, dua diplomat Barat tersebut melawat ke kota yang menjadi pusat perlawanan kubu oposisi terhadap pemerintah Syria itu. Dengan berkunjung ke Hama, AS dan Prancis dianggap telah melecehkan pemerintahan Assad.
Akibat serangan atas Kedubes Prancis yang terletak di kawasan yang sama dengan Kedubes AS, tiga staf terluka. Penjaga keamanan di kedubes pun terpaksa melepaskan tiga kali tembakan ke udara untuk membubarkan massa pro-Assad yang semula menggelar aksi secara damai.
Beruntung, aksi serupa yang lebih dulu berlangsung di Kedubes AS tidak menimbulkan korban. Tetapi, kantor diplomatik AS itu mengalami kerusakan. Beberapa kaca jendela pecah. Pagar kawat juga dirusak massa. Dalam aksi tersebut, massa pro-Assad sempat memanjat tembok atau pagar Kedubes AS. Mereka juga menempelkan poster kecil yang bernada anti AS.
DAMASKUS – Desakan Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara Eropanya agar Presiden Bashar al-Assad mundur dari kekuasaan di Syria berbuntut
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan