Pro-Assad Serbu dan Serang Kedubes AS-Prancis
Washington Tak Akui Legitimasi Rezim Syria, Paris Minta DK PBB Jatuhkan Sanksi
Rabu, 13 Juli 2011 – 23:29 WIB
Kekecewaan kubu Assad terhadap Ford bertambah saat diplomat 53 tahun itu mengritik pemerintah Syria Minggu lalu (10/7). Saat itu, mantan dubes AS untuk Aljazair tersebut menyebut Assad dan pemerintahannya bersikap tidak konsisten. Sebab, mereka membiarkan massa pro-pemerintah berunjuk rasa, tetapi memberangus kebebasan berunjuk rasa yang dilakukan oposisi.
"Betapa ironisnya kebijakan pemerintah Syria. Mereka membiarkan unjuk rasa anti AS berlangsung, tapi menindas kelompok oposisi yang melancarkan demonstrasi damai," kritik Ford.
Komentar tersebut menuai reaksi yang tak kalah keras. Minggu lalu, kediaman resmi alumnus Johns Hopkins University itu di Damaskus menjadi sasaran amarah massa pro-Assad. Mereka melempari rumah dinas tersebut dengan telur, batu, dan tomat.
Mendengar aksi tidak menyenangkan di kediaman Ford, Washington pun tak tinggal diam. Menyuarakan sikap Gedung Putih, pada Senin lalu Menlu AS Hillary Rodham Clinton mengecam aksi massa pro-pemerintah Syria itu.
DAMASKUS – Desakan Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara Eropanya agar Presiden Bashar al-Assad mundur dari kekuasaan di Syria berbuntut
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan