Pro-Kiev Ditarik dari Crimea
Sabtu, 22 Maret 2014 – 04:58 WIB
Manuver politik Yanukovych yang membawa Ukraina lebih dekat dengan Rusia itu memantik protes oposisi. Gelombang unjuk rasa tidak pernah berhenti menerpa pemerintahan politikus 63 tahun tersebut. Puncaknya, massa oposisi sukses menggulingkan lawan politik Yulia Tymoshenko itu pada 22 Februari lalu. Kini Yanukovych bersembunyi di Rusia dan masih menganggap dirinya presiden.
Kemarin para pemimpin UE kembali menggelar pertemuan untuk membahas lagi sanksi terhadap Rusia. Senin lalu (17/3) UE menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap beberapa politikus Rusia dan Ukraina. Sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina, negara-negara UE pun bakal segera menarik seluruh penduduk mereka dari Crimea. Mereka menyebut Crimea sebagai semenanjung pemberontak.
Rabu lalu (19/3) Komandan NATO Anders Fogh Rasmussen menyebut respons positif Rusia atas hasil referendum Crimea merupakan ancaman terburuk bagi keamanan Eropa. "Ini juga ancaman paling membahayakan stabilitas Eropa sejak berakhirnya Perang Dingin," ungkap tokoh 61 tahun tersebut. Tapi, Moskow sudah menegaskan akan membalas aksi keras UE dengan kekerasan juga.
Sementara itu, Presiden (sementara) Ukraina Oleksandr Turchynov mengumumkan bahwa massa pro-Rusia yang menduduki pangkalan angkatan laut (AL) di Kota Sevastopol telah membebaskan Komandan Pangkalan Sergiy Gayduk. Pembebasan itu terjadi setelah Ukraina menerbitkan ultimatum yang mengandung ancaman tentang aksi balasan terhadap Crimea.
KIEV - Ukraina tidak berdiam diri saat Rusia bersiap menyambut Republik Crimea ke pangkuannya. Kemarin (20/3) pemerintahan Perdana Menteri (PM) Arseniy
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer