Pro Kontra Mudik Lebaran, Zainut MUI: Rasulullah saja Rindu Kota Kelahirannya

Pro Kontra Mudik Lebaran, Zainut MUI: Rasulullah saja Rindu Kota Kelahirannya
Zainut Tauhid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun, mudik masuk sebagai perbuatan yang bisa mendatangkan kebaikan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sehingga jika dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT, maka bisa mendatangkan pahala. 

"Contoh, ibadah ghairu mahdhah lainnya seperti belajar, mencari nafkah untuk keluarga, menolong sesama yang sedang dalam kesulitan, dan lain sebagainya," terangnya..

Zainut mengatakan sebaiknya mudik lebaran tidak perlu dijadikan polemik karena dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Bagi yang setuju silakan melaksanakan.

Bagi yang tidak setuju tidak usah menyalahkan. Karena hal tersebut tidak akan merusak keimanan, sehingga tidak ada manfaatnya untuk diperselisihkan.

Semua kembali pada niatnya, jika niat mudik untuk membangun silaturahmi dengan orang tua, saudara, kerabat dan teman-teman, tidak melakukan kezaliman, meninggalkan salat dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama, Insyaallah mudiknya membawa manfaat dan mendapat pahala.

Sebaliknya bila niat mudiknya karena ingin pamer kekayaan, kesuksesan dan keberhasilan, melakukan perbuatan dosa, seperti mabuk-mabukan, menipu, menzalimi orang, meninggalkan kewajiban salat dan lainnya, maka mudiknya tidak mendatangkan pahala apa-apa bahkan berdosa.

Momen mudik merupakan salah satu bentuk budaya yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, justru menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.j7

Rasulullah SAW sendiri pernah merasakan rindu pada Mekah, kota kelahirannya. Rasulullah terpaksa hijrah ke Madinah karena tekanan dan penganiayaan kaum Quraisy.

Pro kontra mudik lebaran, Zainut MUI mengatakan Rasulullah saja rindu kota Kelahirannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News