Pro-Rusia Dituding Tembak Jatuh MH17, Apa Kata Kremlin?
jpnn.com - NIEUWEGEIN - Tim investigasi gabungan (Joint Investigation Team/JIT) akhirnya menyelesaikan pekerjaannya menginvestigasi jatuhnya MH17, yang menewaskan 298 jiwa pada 17 Juli 2014.
Tim yang terdiri dari delegasi Belanda, Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina menyimpulkan bahwa pesawat komersial milik Malaysia Airlines itu jatuh karena ditembak pemberontak pro-Rusia dengan rudal Buk.
”Rudal Buk yang menjatuhkan pesawat tersebut ditembakkan dari Pervomaysk (sebuah desa di wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak pro-Rusia) dan kembali dikembalikan ke Rusia,” ungkap JIT dalam laporan lengkapnya yang resmi dibuka di Nieuwegein, Belanda, Rabu (28/9).
Rudal Buk diperkenalkan pada 1979. Rudal berdaya jelajah medium itu dilontarkan dari tank ke udara. Pada November 2014 tim independen Belanda melaporkan pergerakan peluncur rudal Buk di sarang pemberontak pro-Rusia pada 17 Juli 2014.
Wilbert Paulissen, ketua investigasi dari Kepolisian Belanda, menyatakan bahwa penyelidikan yang memakan waktu sekitar dua tahun tersebut melibatkan seratus orang. Sebagian di antaranya adalah saksi mata dan anggota separatis. Para separatis yang sudah meninggalkan kelompoknya itu berpotensi menjadi tersangka. Sebab, mereka terlibat dalam pemindahan Buk.
”Mereka berperan aktif dalam pergerakan sistem rudal di kawasan pemberontak sebelum mengembalikannya ke Rusia,” ujar Fred Westerbeke, ketua JIT.
Meski demikian, kesaksian tersebut tidak langsung menjadikan mereka sebagai tersangka. Karena itu, JIT sengaja tidak menyebut nama atau apa pun yang mengarah pada identitas para separatis.
Paulissen menyebut temuan terpenting dari investigasi kompleks tersebut. Yakni, jatuhnya MH17 karena rudal Buk yang ditembakkan dari wilayah federasi Rusia. ”Jenis rudal Buk yang menjatuhkan pesawat Malaysia itu adalah 9M83,” ungkapnya.
NIEUWEGEIN - Tim investigasi gabungan (Joint Investigation Team/JIT) akhirnya menyelesaikan pekerjaannya menginvestigasi jatuhnya MH17, yang menewaskan
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Donald Trump dan Kamala Harris Bersaing Ketat, Selisih Supertipis
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri