Produk Dalam Negeri ini Lebih Murah Dibanding Ventilator Impor
jpnn.com, KABUPATEN BEKASI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut data Kementerian Kesehatan menunjukkan setidaknya sudah ada 358 jenis alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri.
Selain itu, 79 jenis alat kesehatan lainnya menjadi substitusi atau pengganti produk impor.
Untuk itu, Bamsoet meminta agar Indonesia memprioritaskan belanja APBN sektor kesehatan dengan membeli alat kesehatan dalam negeri.
“Sehingga tidak terus bergantung pada impor,” ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (13/8).
Bersama Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Bamsoet menegaskan penting bagi Indonesia untuk memiliki kedaulatan dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan.
"Ini membuktikan bahwa produsen alat kesehatan dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta menggantikan produk impor,” ujar Bamsoet.
Dia sebelumnya berkunjung ke pabrik PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHC Indonesia) di Kabupaten Bekasi.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengapresiasi PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHC Indonesia) yang menyempurnakan dan memproduksi ventilator tipe Continuous Positive Airways Pressure (CPAP).
Produk dalam negeri untuk pasien COVID-19 ini harganya lebih murah dibanding ventilator impor.
- Ini Usulan Waka MPR Soal Devisi Hasil Ekspor SDA 100 Persen Wajib Disimpan di Indonesia
- Ibas Tekankan Pentingnya Penguatan SDM Lewat Pendidikan Konstitusi yang Masif dan Menarik
- Ibas: Perlukah Amandemen UUD 45 untuk Akomodasi Perkembangan Zaman?
- Waka MPR Sebut Semangat Kebhinekaan Harus terus Dihidupkan
- Memperingati Imlek, Eddy Bicara Kemampuan Prabowo Meredam Gerakan Identitas
- Waka MPR Dorong Terus Keterlibatan Masyarakat dalam Meningkatkan Budaya Literasi