Produk Dalam Negeri ini Lebih Murah Dibanding Ventilator Impor

Kemudian Vent-I Essential 3.5, yang dirancang para ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjajaran (Unpad).
Langkah PHC Indonesia tersebut juga membuat hasil riset dan inovasi perguruan tinggi tidak berhenti hanya pada kertas atau prototipe.
"Di tangan PHC Indonesia, Vent-I disempurnakan memenuhi standar internasional,” katanya.
Adapun standar internasional yang dipenuhi oleh Vent-I adalah International Electrotechnical Commission (IEC 60601), standar persyaratan ventilator (IEC 80601), dan standar kompatibilitas elektromagnetik (Electromagnetic Compatibility/EMC) EN55011 - CISPR 11.
Pemenuhan standar tersebut memungkinkan Vent-I untuk diekspor ke berbagai negara.
Oleh karena itu, selain tidak lagi bergantung pada impor ventilator, kehadiran Vent-I membuat Indonesia bisa menjadi pemain penting dalam pemenuhan ventilator bagi berbagai negara dunia.
“Mengingat saat ini ventilator sangat dibutuhkan sebagai alkes utama menghadapi pandemi Covid-19," kata Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menjelaskan, dari hasil uji klinis, Vent-I efektif menangani pasien COVID-19 fase 2, yaitu pasien yang masih bisa bernapas secara mandiri namun saturasi oksigennya di bawah 50 persen.
Produk dalam negeri untuk pasien COVID-19 ini harganya lebih murah dibanding ventilator impor.
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
- Ketua MPR: Tindakan Kelompok Radikal Bisa Ciderai Perjuangan Rakyat Palestina
- Gala Premiere Film Pinjam 100 The Movie Sukses, Bamsoet: Bisa jadi Cermin Generasi Muda