Produk Tiongkok dan Vietnam Bikin Industri Baja Domestik Terjepit
jpnn.com, SURABAYA - Kinerja industri baja mengalami penurunan lebih dari sepuluh persen pada semester pertama 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Faktor utama penurunan itu ialah melemahnya sektor properti sehingga berdampak pada berkurangnya demand baja.
Ketua Klaster Baja Lapis Aluminium Seng Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (The Indonesia Iron and Steel Industry Association/IISIA) Henry Setiawan mengatakan, hal lain yang berpengaruh terhadap melemahnya bisnis baja ialah faktor cuaca, banyak hari libur, hingga momen pilpres.
BACA JUGA: Kunci Utama Agar Industri Pengiriman Barang Berkembang
"Tidak dimungkiri bahwa permintaan baja domestik, terutama baja lapis, banyak dari perumahan dan industri yang dimanfaatkan untuk pembangunan gudang serta pabrik. Kalau ekonomi lesu, otomatis cukup berdampak terhadap pembangunan," ujarnya, Senin (15/7).
Adapun produk yang mendominasi penjualan baja lapis adalah yang berjenis rangka atap yang biasanya digunakan dalam pembangunan rumah tapak atau landed house.
Pihaknya berharap permintaan baja pada semester dua atau setidaknya mulai bulan ini bisa segera pulih.
Hal itu seiring dengan dimulainya proyek-proyek pembangunan dan inovasi rumah yang dilakukan masyarakat.
Kinerja industri baja mengalami penurunan lebih dari sepuluh persen pada semester pertama 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang
- Head to Head Timnas Futsal Indonesia vs Vietnam, Siapa Lebih Unggul?