Produksi AC Dalam Negeri Terancam Impor dari China, Kenapa?
jpnn.com, JAKARTA - Produsen pendingin udara (AC) residensial di dalam negeri khawatir pertumbuhan industrinya bakal terganggu.
Kekhawatiran ini lantaran makin maraknya impor produk AC OEM (Original Equipment Manufacturing) dari China, yang telah mengisi 80 persen pasar domestik.
"Produksi AC dalam negeri sejak pandemi hanya mengisi 20% pasar domestik, sisanya sebagian besar produk-produk OEM impor dari China," kata Wakil Presiden Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Daniel Suhardiman.
Dalam lima tahun terakhir, permintaan AC residensial di dalam negeri meningkat terus.
Diperkirakan hingga tiga tahun mendatang pasarnya hampir mencapai 2 juta per tahun atau senilai Rp 6 triliun.
"Khususnya produk AC impor produk OEM dari China arusnya semakin deras lagi, karena pemerintah China memberikan fasilitas Export Tax Rebate hingga 17 persen bagi eksportir di negaranya," kata Daniel.
Produksi dalam negeri, menurut Daniel, sangat sulit untuk bisa bersaing dengan produk OEM impor China, yang telah mendapat insentif.
Melihat situasi tersebut, Daniel berharap pemerintah berpihak pada industri AC dalam negeri, yang saat ini telah mencapai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 40%.
Produsen pendingin udara (AC) residensial di dalam negeri khawatir pertumbuhan industrinya bakal terganggu.
- Bea Cukai Tanjung Perak Genjot Efisiensi Pelayanan Lewat Pengujian Pemindai Kontainer
- Pemerintah Impor 200 Ribu Sapi Perah untuk MBG, Wow!
- Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE Pembebasan untuk PT Kreasi Sakti Mandiri
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Kinerja Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Progresif Membantu APBN 2024 Tumbuh Positif
- Tumbuh Positif, Penerimaan Bea Cukai hingga Akhir 2024 Capai Rp 300,2 Triliun