Produksi Beras Masih Aman saat Musim Kemarau

Menurut Sukartono, pengelolaan lahan tani juga bergantung kepada cuaca atau musim. Oleh karena itu, kata Sukartono, data tentang iklim dan pendampingan rutin ke petani memamg diperlukan.
"Supaya gagal panen pada musim kemarau yang mungkin bisa mundur atau cepat bisa segera ditanggulangi. Kemudian informasi selalu diperbarui, kapan tanam, kapan panen dan sebagainya sehingga sampai ke petani," ujar Sukartono.
Sukartono menuturkan, pemanfaatan alat teknologi pertanian saat ini juga semakin maju dan mudah diakses untuk mendukung produktivitas pertanian. Misalnya penggunaan traktor untuk masa kini.
Berdasarkan data Kementan, dampak kemarau terhadap produtivitas tani masih di bawah ambang batas.
Jika dibandingkan luas tanam periode Januari-Agustus 2018 yaitu 10.079.475 hektare, dampak kekeringan pertanian adalah 1,34 persen atau 135.226 hektare.
Data tersebut sudah termasuk yang gagal panen hanya 0,26 persen atau 26.438 hektare dari seluruh luas tanam.
Sementara itu, NTP per September 2018 dirilis Badan Pusat Statistik mencapai 103,17 atau naik 0,59 persen dibandingkan periode yang sama di bulan sebelumnya.(jpnn)
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Nasional Inkorena GS Sukartono menilai Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki data akurat mengenai tingkat produktivitas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Panen Raya Beras 2025 Diprediksi 13,95 Juta Ton, Terbanyak Sejak 7 Tahun Terakhir
- Damkar Madiun Tangani 77 Aduan Gangguan Tawon Vespa dalam 3 Bulan Terakhir
- Kunjungi Sumut, Mentan Amran Memastikan Swasembada Melalui Oplah Berjalan Lancar
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- Gerak Cepat, Ini Langkah Strategis Kementan Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global