Produksi dan Kesejahteraan Petani Terus Meningkat
Lebih lanjut, Ketut menyebutkan catatan gemilang produksi pertanian tahun 2017 juga turut ditoreh oleh subsektor peternakan. Produksi sejumlah protein hewani pada 2017 mengalami peningkatan nyata, terutama bila dibandingkan dengan produksi tahun 2014.
Produksi daging sapi pada tahun 2017 sebesar 531,8 ribu ton, meningkat 6,85 persen. Produksi daging ayam juga meningkat menjadi 2,26 juta ton atau naik 16,40 persen. Peningkatan yang tidak kalah fantastis juga dicatatkan oleh komoditas telur yang mencapai 2,11 juta ton atau meningkat 20,21 persen.
“Pencapaian (peningkatan produksi pertanian) ini tidak lepas dari kerja keras dan kerja sama yang dijalin berbagai pihak, terutama petani sebagai penggerak utama sektor pertanian. Kementan tentunya akan terus konsisten untuk menjalankan berbagai program aksi sehingga target-target produksi yang telah ditetapkan bisa dicapai,” ungkap Ketut.
Seperti yang telah diproyeksi pemerintah, peningkatan produksi selama periode 2014 – 2017 ini juga berdampak pada kesejahteraan petani yang terus membaik. Meningkatnya kesejahteraan petani tampak dari naiknya Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) untuk pertanian tidak sempit (tidak termasuk perikanan) dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2014, NTUP berada pada angka 106.05. Perlahan tapi pasti, pada tahun 2015 dan 2016, nilai ini meningkat masing-masing menjadi 107,44 dan 109,84. Pada tahun 2017, NTUP melanjutkan tren positif dengan capaian 110,03.
“Bahkan pada tahun 2018, sampai bulan dengan Juni NTUP mengalami peningkatan yang sangat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menjadi 111,47. Tren positif ini patut kita syukuri,” ujar Ketut. (jpnn)
Indikasi membaiknya kesejahteraan petani juga tampak dari menurunnya ketimpangan pendapatan rumah tangga petani di pedesaan yang ditunjukkan oleh menurunnya indek Gini Rasio. Ketut menyampaikan pada pada tahun 2015, indek Gini Rasio di daerah pedesaan sebesar 0,334, sementara pada tahun 2016 dan 2017 turun berturut-turut menjadi 0,327 dan 0,320. “Pada saat yang sama juga jumlah penduduk miskin di pedesaan terus menurun dari sebanyak 17,89 juta jiwa pada September 2015 menjadi 16,31 juta jiwa pada September 2017,”paparnya.
Namun Kementerian Pertanian, tegas Ketut, belum puas dengan apa yang dicapai sejauh ini. Program-program terobosan akan terus dijalankan Kementan untuk terus menggenjot produksi pertanian ke depannya. “Kita harus yakin bahwa upaya peningkatan produksi tersebut akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta mengentaskan masyarakat pedesaan dari kemiskinan,” tuturnya dengan optimis.
Sejumlah program terobosan yang dijalankan Kementan selama empat tahun terakhir ini efektif meningkatkan produksi pertanian hampir pada semua komoditas.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya