Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman
Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni sejumlah musang atau  luwak yang dikurung berdesakan dalam kandang.

Musang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan luwak, sangat sulit ditemui di alam liar, karena mereka tergolong hewan malam yang cukup pemalu, yang biasanya hidup di pedalaman hutan.

Luwak di perkebunan kopi Bali bukanlah hewan peliharaan, mereka difungsikan sebagai ‘pabrik kopi’ karena kotoran yang mereka hasilkan.

Ya, kopi luwak adalah kopi yang terbuat dari kotoran musang atau luwak.

Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman
Seekor luwak di perkebunan kopi di Bali sedang duduk di dalam kandang, menunggu kotorannya dipanen.

Dikenal karena rasanya yang lezat, kelangkaannya dan sensasi minum kotoran hewan. Harganya pun cukup mahal.

Salah satu situs online mematok harga kopi luwak senilai 149 dolar (atau sekitar Rp 1,9 juta) untuk ukuran 100 gram, meskipun lebih murah jika membeli "langsung dari petani" yakni sekitar 20 dolar (atau Rp 250 ribu) per 100 gram.

Sebagai informasi, upah minimum di Indonesia sekitar 130 dolar (atau Rp 1,6 juta) per bulan.

Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News