Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni sejumlah musang atau luwak yang dikurung berdesakan dalam kandang.
Musang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan luwak, sangat sulit ditemui di alam liar, karena mereka tergolong hewan malam yang cukup pemalu, yang biasanya hidup di pedalaman hutan.
Luwak di perkebunan kopi Bali bukanlah hewan peliharaan, mereka difungsikan sebagai ‘pabrik kopi’ karena kotoran yang mereka hasilkan.
Ya, kopi luwak adalah kopi yang terbuat dari kotoran musang atau luwak.
Seekor luwak di perkebunan kopi di Bali sedang duduk di dalam kandang, menunggu kotorannya dipanen.
Dikenal karena rasanya yang lezat, kelangkaannya dan sensasi minum kotoran hewan. Harganya pun cukup mahal.
Salah satu situs online mematok harga kopi luwak senilai 149 dolar (atau sekitar Rp 1,9 juta) untuk ukuran 100 gram, meskipun lebih murah jika membeli "langsung dari petani" yakni sekitar 20 dolar (atau Rp 250 ribu) per 100 gram.
Sebagai informasi, upah minimum di Indonesia sekitar 130 dolar (atau Rp 1,6 juta) per bulan.
Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya