Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Biji kopi awalnya dipanen oleh para pekerja di perkebunan kopi. Mereka nantinya bertemu dengan kotoran luwak ketika melakukan pekerjaan itu.
Secara alami, luwak mencari buah kopi besar kemerah-merahan yang akan mereka makan, bersama dengan biji di dalamnya.
Para pekerja menyadari bahwa luwak memakan buah kopi terbaik dan tersegar, dan proses pencernaan dalam tubuh luwak berarti bahwa biji kopi yang telah dimakan luwak tampak berbeda dengan biji kopi yang mereka panen.
Para pekerja membersihkan kotoran luwak, dan lantas menggilingnya.
Kopi luwak memiliki cita rasa yang tak biasa dan selama bertahun-tahun, menjadi sangat diminati.
Luwak adalah makhluk luar biasa yang berharga bukan hanya karena kemampuan mereka dalam mencerna biji kopi, tetapi juga karena aroma sekresi dari kelenjar anal mereka.
Setelah diproses, hasil sekresi memiliki aroma ‘musk’ yang digunakan dalam parfum.
Sebagian karena sekresi inilah yang menambah cita rasa kopi luwak, yang terbuat dari kotoran ini.
Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya