Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman
Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Biji kopi awalnya dipanen oleh para pekerja di perkebunan kopi. Mereka nantinya bertemu dengan kotoran luwak ketika melakukan pekerjaan itu.

Secara alami, luwak mencari buah kopi besar kemerah-merahan yang akan mereka makan, bersama dengan biji di dalamnya.

Para pekerja menyadari bahwa luwak memakan buah kopi terbaik dan tersegar, dan proses pencernaan dalam tubuh luwak berarti bahwa biji kopi yang telah dimakan luwak tampak berbeda dengan biji kopi yang mereka panen.

Para pekerja membersihkan kotoran luwak, dan lantas menggilingnya.

Kopi luwak memiliki cita rasa yang tak biasa dan selama bertahun-tahun, menjadi sangat diminati.

Luwak adalah makhluk luar biasa yang berharga bukan hanya karena kemampuan mereka dalam mencerna biji kopi, tetapi juga karena aroma sekresi dari kelenjar anal mereka.

Setelah diproses, hasil sekresi memiliki aroma ‘musk’ yang digunakan dalam parfum.

Sebagian karena sekresi inilah yang menambah cita rasa kopi luwak, yang terbuat dari kotoran ini.

Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News