Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman
Kini, ada perdebatan yang terjadi di seluruh dunia tentang etika kopi luwak dan produksi kotoran luwak.
Pria yang mengaku telah memperkenalkan kopi luwak ke Inggris pada tahun 1991, yaitu Tony Wild, kini justru menjadi penentang produk kopi ini.
"Saya menjadi terlibat karena saya pikir, hal itu kejam dan buruk serta merasa bertanggung jawab untuk memulainya," ujar Tony.
Ia mengatakan, di alam liar, luwak hanya sesekali makan biji kopi, dan menyebut bahwa upaya untuk selalu memberi makan luwak buah kopi adalah tindakan yang kejam.
"Saya mengkalkulasi bahwa setiap hari mereka makan buah kopi yang setara dengan 120 cangkir espresso untuk manusia, dan itu tidak mempedulikan perbedaan ukuran," jelasnya.
Ia menguraikan, "Untuk melawan kafein, luwak harus menggunakan kalsium yang berasal dari struktur tulang mereka, dan itu melemahkan mereka, dan menimbulkan malapetaka bagi sistem pencernaan mereka."
Tony, yang kini mengelola laman Facebook ‘Kopi Luwak: Cut the Crap’, telah mendorong adanya penolakan sertifikasi UTZ bagi mereka yang membuat kopi dari luwak yang dikurung dalam sangkar.
UTZ adalah program terbesar di dunia untuk menyatakan bahwa kopi telah dibuat secara ramah lingkungan, termasuk praktek-praktek pertaniannya, kondisi pekerja pertanian dan perawatan terhadap lingkungan hidup.
Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing