Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman
Produksi Kopi Luwak Mulai Menuai Kecaman

Luwak di perkebunan kopi Bali sering dimasukkan ke kandang, supaya mereka bisa makan buah, untuk mencegah mereka menjadi sakit karena makan terlalu banyak biji kopi.

Kandang diperlukan karena luwak dipaksa makan buah kopi untuk meningkatkan produksi dan menempatkan mereka di kandang kecil membuatnya proses panen lebih mudah dibanding dengan memanen kotoran luwak secara tradisional.

Tentu saja, konsumsi biji kopi yang dipaksakan berarti kopi luwak sendiri kehilangan sedikit rasa tradisional yang dikaitkan dengan kemampuan luwak memilih buah terbaik untuk konsumsi mereka, tetapi panen kotoran luwak secara tradisional tak praktis bagi pasar kopi.

Dan pasar kopi semakin semakin besar ketika menyangkut kopi luwak.

Kopi luwak sekarang dipanen di Vietnam dan Filipina serta Indonesia, tempat di mana produksi kopi ini dimulai, dan umumnya tersedia di Singapura dan Malaysia.

Fenomena kopi luwak juga menghasilkan industri serupa, dengan kopi burung Jacu di Brazil yang harganya sangat tinggi, serta kopi yang dicerna oleh gajah, yang dilaporkan harus mengkonsumsi biji kopi seberat 33 kilogram untuk membuat satu kilogram kopi yang dipanen dari kotoran mereka.


Perkebunan kopi luwak di Bali tak hanya menghadirkan tanaman kopi, kesempatan untuk mencicipinya serta toko souvenir. Ada sesuatu yang lain, yakni


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News