Produksi Merosot, Orang Indonesia Bisa Tak Lagi Minum Susu Australia


Morris mengatakan banyak peternak juga khawatir tentang lembaga Dairy Plan karena sebagian didanai oleh Dairy Australia.
Badan riset dan pemasaran tersebut, baru-baru ini, menjadi sorotan karena membayar bonus lebih dari $ 300.000 (atau setara Rp 3 miliar) kepada direktur pelaksana mereka yang mundur dan membeli mesin kopi seharga $ 10.000 (atau setara Rp 100 juta) di kantor pusatnya di Melbourne, sementara para peternak menghadapi tekanan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Saya pikir kami telah dikecewakan oleh badan puncak kami," kata Morris.
"Setiap bulan Anda harus membayar retribusi [kepada Dairy Australia], Anda tak punya pilihan, dan jika mereka pergi dan mengunjungi 50 persen peternakan yang membayar tagihan mereka, saya pikir mereka akan memiliki gambaran yang sangat berbeda tentang apa sedang terjadi di lapangan. "
Dalam pernyataannya kepada ABC, Dairy Australia membantah klaim itu.
"Pada tahun lalu, Kami sangat aktif dan merespon dengan layanan baru yang signifikan bagi peternak," sebut pernyataan itu.
"Ini termasuk mengangkat profil pelaporan harga pakan ternak dan dukungan peternakan yang disediakan melalui Program Pengembangan Regional kami."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia