Produksi Merosot, Orang Indonesia Bisa Tak Lagi Minum Susu Australia
Morris mengatakan banyak peternak juga khawatir tentang lembaga Dairy Plan karena sebagian didanai oleh Dairy Australia.
Badan riset dan pemasaran tersebut, baru-baru ini, menjadi sorotan karena membayar bonus lebih dari $ 300.000 (atau setara Rp 3 miliar) kepada direktur pelaksana mereka yang mundur dan membeli mesin kopi seharga $ 10.000 (atau setara Rp 100 juta) di kantor pusatnya di Melbourne, sementara para peternak menghadapi tekanan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Saya pikir kami telah dikecewakan oleh badan puncak kami," kata Morris.
"Setiap bulan Anda harus membayar retribusi [kepada Dairy Australia], Anda tak punya pilihan, dan jika mereka pergi dan mengunjungi 50 persen peternakan yang membayar tagihan mereka, saya pikir mereka akan memiliki gambaran yang sangat berbeda tentang apa sedang terjadi di lapangan. "
Dalam pernyataannya kepada ABC, Dairy Australia membantah klaim itu.
"Pada tahun lalu, Kami sangat aktif dan merespon dengan layanan baru yang signifikan bagi peternak," sebut pernyataan itu.
"Ini termasuk mengangkat profil pelaporan harga pakan ternak dan dukungan peternakan yang disediakan melalui Program Pengembangan Regional kami."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata