Produksi Pangan Global Bisa Perburuk Upaya Penanganan Perubahan Iklim

Produksi Pangan Global Bisa Perburuk Upaya Penanganan Perubahan Iklim
Produksi Pangan Global Bisa Perburuk Upaya Penanganan Perubahan Iklim

Ia mengatakan, mereka melihat Asia, khususnya China, karena penggunaan pupuk nitrogen mereka yang berkembang dengan cepat.

"Mereka tak hanya menggunakan pupuk nitrogen tapi mungkin banyak dari mereka menyalahgunakan dan melebihkan penggunaan pupuk nitrogen, yang banyak darinya akan kembali ke atmosfer sebagai dinitrogen oksida dan ke dalam saluran air,” terang Dr Pep.

Ia mengatakan, perubahan pada cara penggunaan tanah telah menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca ketimbang diserap  di tanah.

"Ketika kami mempertimbangkan semua gas bersama-sama, metana dan dinitrogen oksida sebenarnya luar biasa, tapi jika jumlahnya dua kali lipat, dampak yang baik dari hutan menghapus polusi karbon," kemukanya.

Ia menyebut, sementara hutan masih menjadi penyerap karbon yang besar, mereka tak menyerap metana dan dinitrogen oksida.

"Hutan terus menjadi sekutu aktif bagi kita dalam hal membantu memperlambat perubahan iklim, hanya saja kita tak cukup menyadari bahwa hal lain yang kita lakukan terhadap tanah memiliki konsekuensi bagi gas rumah kaca lainnya di atas dan di luar karbon dioksida," jelas Dr Pep.

Emisi pertanian Australia lebih tinggi dari negara lain

Direktur Pusat Tantangan Iklim bagi Industri Primer Victoria, Associate Professor Richard Eckard, mengatakan, pertanian Australia memproduksi sekitar 15% dari emisi gas rumah kaca nasional.

Penelitian baru menunjukkan, produksi pangan global membuat upaya untuk memerangi perubahan iklim menjadi semakin sulit. Para ilmuwan dari seluruh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News