Produksi Rokok Menurun, Pemerintah Sulit Kejar Target Cukai
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai pemerintah sulit mengejar target cukai pada 2019 karena produksi rokok tanah air memang konsisten turun.
’’Ditambah, outlook ekonomi tahun depan masih stagnan di 5,1 persen. Artinya, tidak ada kenaikan permintaan pada tiga barang kena cukai yang signifikan. Baik rokok, alkohol, dan etil alkohol,’’ ujar Bhima, Selasa (6/11).
Satu-satunya jalan untuk mengerek penerimaan cukai adalah ekstensifikasi dari tiga barang sekaligus.
Yakni, cukai plastik, kendaraan bermotor, dan minuman berpemanis.
’’Kalau hanya satu barang, tidak signifikan menambah penerimaan cukai. Terlepas dari target penerimaan cukai, perluasan basis cukai itu memang diperlukan dengan alasan pengendalian barang yang punya eksternalitas negatif,’’ terang Bhima.
Ketua Umum Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin Moefti mengatakan, penahanan kenaikan cukai rokok memang diperlukan.
Sebab, sumbangan industri tersebut masih besar untuk negara dari segi cukai maupun tenaga kerja.
’’Dalam beberapa tahun terakhir ini keadaannya tidak terlalu baik. Volume menurun. Pemerintah memahami kondisi itu,’’ kata Muhaimin.
Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai pemerintah sulit mengejar target cukai pada 2019 karena produksi rokok tanah air memang konsisten turun.
- Periksa Jasa Ekspedisi, Bea Cukai Purwokerto Temukan Rokok Ilegal Sebanyak Ini
- Bea Cukai Bangun Kesadaran Generasi Muda Terhadap Aturan Kepabeanan Lewat Kegiatan Ini
- Etanol Tanpa Cukai Dinilai Bakal Lebih Menarik Bagi Dunia Usaha
- Blusukan di 3 Wilayah Ini, Bea Cukai Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal
- Bea Cukai Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak dalam Menyosialisasikan Ketentuan Ini
- Bea Cukai Jalin Sinergi dengan Instansi Ini untuk Memperkuat Pengawasan di Daerah