Produksi Vaksin Berantakan, Pfizer dan AstraZeneca Tetap Jadi Pilihan Australia
Pfizer telah menyampaikan kepada Pemerintah Australia bahwa pihaknya mengantisipasi untuk mengirim pasokan secara terus-menurus, namun akan menyediakan arahan produksi global pada pertengahan Februari. "Lalu untuk Maret dan selanjutnya secara mingguan," menurut Hunt.
Penyedia vaksin lainnya, AstraZeneca, pada Jumat (22/1) mengatakan kepada Uni Eropa bahwa perusahaan itu akan memangkas pengiriman vaksin ke blok tersebut hingga 60% dalam kuartal pertama tahun ini akibat masalah produksi.
Hunt menyebut AstraZeneca mengalami gangguan pasokan yang signifikan sehingga Australia tidak akan mendapatkan dosisnya pada Maret, sebagaimana yang sebelumnya dijanjikan.
Karena itulah, menurut Hunt, Australia akan mulai memasok vaksin AstraZeneca yang diproduksi di dalam negeri oleh perusahaan bioteknologi CSL sebanyak satu juta dosis per pekan pada Maret, atau lebih awal daripada rencana sebelumnya.
"Keputusan untuk membayar premium kapasitas produksi vaksin di dalam negeri, aman, dan berdaulat melalui CSL adalah yang menempatkan Australia di posisi yang sangat lebih aman dibandingkan negara manapun di dunia," kata Hunt.
Australia telah merancang target empat juta dosis vaksin per April tahun ini. (ant/dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Australia tetap memilih vaksin buatan Negara Barat ketimbang produksi China, meski ada permasalahan distribusi
Redaktur & Reporter : Adil
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia