Produsen Baja Ancang-Ancang Ekspansi
Minggu, 04 Desember 2016 – 01:53 WIB
Meski demikian, belum semua pertumbuhan itu dinikmati industri baja domestik. Alasannya, sekitar 40 persen dari total kebutuhan baja 1 juta ton per tahun merupakan baja impor asal Tiongkok.
Untuk bisa bersaing dengan baja Tiongkok, industri baja kini masih menantikan realisasi janji pemerintah tentang penurunan gas industri.
Penurunan harga gas diyakini mampu membuat industri baja lebih efisien. Sebab, komponen bahan bakar berkontribusi 15–20 persen terhadap biaya produksi.
Penurunan harga gas menjadi USD 6 per mmbtu diyakini dapat mengurangi kontribusi komponen gas hingga hanya sekitar 11,5 persen terhadap biaya produksi. (vir/c14/noe/jos/jpnn)
SURABAYA – Produsen baja di industri menengah hulu dan hilir menikmati kenaikan permintaan pada tahun ini. Kenaikan bahkan diperkirakan berlanjut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- QNET Raih Kategori Gold di Ajang Indonesia SDGs Award 2024
- Duta Digital BNI Rangkul PMI Hong Kong untuk Melek Keuangan
- Raih Skor BBB, Pertamina NRE Tunjukkan Komitmen dan Keseriusan Mengelola ESG
- Bos Apple Lakukan Pertemuan dengan Kemenperin, Ternyata Ini yang Dibahas
- Gotrade Hadirkan Options Trading: Solusi Cerdas untuk Kendali Penuh atas Investasi
- Sejak Berdiri PaDi UMKM Berhasil Tingkatkan Transaksinya hingga 3.610 Persen